Memang benar jika dikatakan bahwa orang yang pintar dan cerdas adalah orang yang bisa menahan diri. Orang yang bisa menahan egonya, seseorang yang bisa mengontrol dirinya. Tahu kapan dia harus berbicara, kapan dia harus diam. Kapan dia harus mendengarkan. Mana yang perlu dia dengar dan mana yang tidak. Itulah orang yang cerdas dan dewasa. Dia bisa tahu porsinya, dia tahu limitnya. Dia tahu tujuannya. Dan tidak semua orang bisa melakukan itu. Tapi semua orang ingin diakui cerdas. Tapi mereka enggan melakukan itu.
Orang Yang Cerdas Akan Lebih Sering Mendengarkan Daripada Berbicara
Ada banyak orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan merasa dirinya sudah cukup dewasa dan cukup cerdas untuk diakui. Tapi nyatanya tidak. Ada banyak orang yang saat mereka belajar dan mendapatkan sesuatu yang baru. Dan mereka merasa mereka sudah memahami banyak hal dan mereka merasa sudah di atas angin. Dan inilah yang berbahaya. Ini yang sering membuat banyak sekali kesalah pahaman. Di momen seperti inilah yang rentan sekali terjadi banyak kekeliruan.
Dan kita bisa melatih diri kita untuk lebih banyak mendengarkan dibanding berkata-kata. Karena sering kali orang lebih banyak berbicara daripada mendengarkan sehingga membuatnya dungu dan apa yang dikatakannya menjadi tidak ada nilai. Orang yang lebih banyak bicara daripada mendengarkan adalah orang yang hanya ingin perhatian, ingin menjadi objek perhatian. Tapi tidak ada isinya. Haus akan perhatian. Kita bisa mencoba mulai membiasakan diri kita untuk banyak mendengar.
Mencoba untuk memahami. Jangan hanya ingin didengar tapi mau juga mendengar. Karena hidup tidak hanya soal diri kita tapi semua. Dari mulai membiasakan diri kita untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. Dengan kita membiasakan hal ini, kita akan lebih mengetahui banyak hal. Sehingga saat kita bisa mendapatkan banyak informasi, maka, apa yang nanti kita ucapkan pun akan ada nilainya. Ada maknanya. Tidak hanya sekedar berbunyi. Seperti tong kosong nyaring bunyi nya.