Banyak sekali dan sering sekali terjadi dimana, para korban kejahatan baik dari kejahatan pelecehan seksual atau dari kejahatan pemerkosaan. Mereka mendapatkan cemooh, mendapatkan juga judge mental dari para netizen, sehingga memberikan tekanan bagi mereka. Sehingga mereka bukannya merasa semakin aman dan nyaman. Bukan merasa dilindungi, tapi merasa semakin stres karena mereka yang posisinya sebagai korban malah ikut dihakimi oleh mereka. Seperti mereka tidak ada hati sehingga tidak memiliki empati atau simpati sedikitpun.
Sedih Saat Melihat Para Korban Pemerkosaan Ikut Dikomentari Oleh Para Netizen
Banyak sekali para korban dari pelecehan seksual dan korban pemerkosaan, yang mereka menjadi takut dan trauma akan kehidupan karena pengalaman buruk yang pernah mereka alami dan lalui. Dan itu membuat mereka bahkan trauma untuk berpacaran, trauma untuk menikah. Sehingga tidak sedikit dari mereka para korban kekerasan seksual, pelecehan seksual dan korban pemerkosaan, mereka akhirnya tumbuh dengan segala perasaan sedih dan perasaan takut. Bahkan untuk bersosialisasi pun mereka takut karena selalu terbayang momen-momen yang tidak mengenakkan.
Mereka menjadi tertekan dan mereka menjadi takut bahkan untuk berinteraksi dengan orang lain apalagi lawan jenis. Rasanya gemeteran. Dan tidak heran jika pada akhirnya mereka tumbuh dan menjadi seseorang yang menyimpang, atau menyukai sesama jenis. Karena jika berhubungan dengan lawan jenis, itu akan membuat mereka gemetaran dan kembali mengingat masa-masa suram itu. Dan tidak banyak dari mereka para korban, malah tumbuh menjadi pelaku kekerasan seksual. Karena ada perasaan ingin membalas dendam.
Dan akhirnya apapun yang dilakukan oleh mereka itu akan dikritik dan di cemooh oleh para netizen. Bahkan tidak segan-segan banyak netizen bahkan tidak kenal, ikut mengomentari dan menghakimi para korban. Dengan memberikan pernyataan bahwa itu salah mereka juga. Siapa suruh begini, siapa suruh begitu, siapa suruh berpakaian terbuka, siapa suruh jalan sendirian, siapa suruh muncul di depan si pelaku. Ada-ada saja yang dikomentari. Sehingga bukannya memberikan rasa aman bagi korban, malah membuat tekanan bagi mereka.