Cara Mengajak Rekan Kerja Yang Notabene Sulit Diajak Bekerja Sama

Bedanya Bos Yang Pernah Kerja Sama Orang Sama Bos Yang Langsung Buka Usaha Sendiri

Mungkin terlihat sepele. Dan mungkin orang banyak berpikir ya namanya bos, ya paling gitu-gitu aja. Apa bedanya. Namanya bos pasti ada arogannya. Ada sombongnya, ada sikap bossy. Tapi nggak semua begitu. Mungkin kalian belum bertemu dengan bos-bos lainnya. Kalau kalian sering berpindah tempat kerjaan, atau sering bekerja sama dengan beberapa orang atau memiliki teman atau kenalan yang dimana jabatannya sebagai pemimpin atau bos. Kalian akan merasakan sendiri apa bedanya. Dan itu akan terlihat sangat jelas. 

Bedanya Bos Yang Pernah Kerja Sama Orang Sama Bos Yang Langsung Buka Usaha Sendiri

Dan akan sangat terasa perbedaannya antara orang yang pernah bekerja di orang lain, dan kemudian membuka usaha sendiri, dan menjadi bos di usahanya. Dibanding dengan seseorang yang langsung membuka usaha sendiri, langsung menjadi bosnya, tanpa ada pengalaman bekerja dengan orang lain, atau bekerja pada orang lain, menjadi karyawan. Rasanya akan sangat berbeda. Dari cara bicaranya, dari cara dia memberikan pekerjaan, atau arahan. Dari cara dia mengajarkan, sampai dengan bahasa tubuhnya akan sangat berbeda. 

Jika kalian seorang perasa, kalian akan dengan cepat merasakan perbedaannya. Kalian akan dengan cepat notice perbedaanya apa. Salah satunya jika orang yang sudah pernah bekerja pada orang lain, pernah merasakan bagaimana menjadi karyawan dia akan memiliki rasa simpati dan empati lebih tinggi. Dia akan lebih mudah memposisikan dirinya di orang lain, sudut pandangnya lebih luas. Dan dia akan lebih mengerti perasaan orang, kondisi orang, sehingga saat ada sesuatu, dia tidak akan memaksakan kehendak. Tapi dia akan mencari solusi baiknya bagaimana. Lebih mengerti kapasitas seseorang. Terutama karyawannya. 

Tapi kalau orang yang tidak pernah bekerja pada orang lain, dia tidak akan memperdulikan itu. Yang dia pikir asal pekerjaan beres. Tepat waktu, kalau bisa lebih cepat lebih baik. Dan selalu memasang ekspektasi yang tinggi pada karyawannya, berharap semua karyawannya bisa multitasking. Tanpa memikirkan kondisi mereka, kapasitas mereka, tanpa memikirkan kemampuan mereka, dia anggap semua sama, sehingga dia akan memaksakan kehendaknya.