Belajar Di Luar Negeri Bukanlah Satu-Satunya Cara Mendapatkan Ilmu

Carol Christ, Rektor Universitas California, Berkeley, dengan jelas melaporkan sepanjang Rapat Garis besar Institut Milken 2020 pada audiens virtual kalau ketergantungan pada ekspedisi merupakan salah satunya permasalahan yang wajib ditangani oleh pembelajaran besar dalam dasawarsa kelak.

Memanglah, endemi COVID- 19 memunculkan permasalahan finansial, psikologis, serta politik yang akut untuk banyak dari 5, 3 juta mahasiswa pembelajaran besar global yang berlatih pada tahun 2019. Kebingungan mengenai deglobalisasi sudah memperparah permasalahan. Bagi informasi Open Doors 2020 terkini dari Institute of International Education, endemi menyebabkan penyusutan 16 persen anak didik global yang berlatih di universitas AS( bagus online ataupun lihat wajah) sepanjang semester Masa Gugur 2020.

Terbebas dari tantangan ini, kita ketahui dari pengalaman individu, paling utama di New York University Abu Dhabi serta dalam profesi kita di semua area Indo- Pasifik, kalau pembelajaran global bisa jadi bagian berarti dari keberhasilan dalam warga garis besar kita.

Untungnya, berjalan serta berlatih di luar negara tidaklah salah satunya metode buat menekuni dasar- dasar pembelajaran global. Apalagi kala pemisahan ekspedisi kelihatannya membatasi mungkin buat“ mendunia”, anak didik, institusi, bidang usaha, serta legislator seluruhnya bisa memainkan kedudukan dalam melobi pembelajaran garis besar serta mengiklankan kondisi sempurna buat penataran antarbudaya.

Anak didik yang mau meluaskan pengetahuan mereka di luar Netflix serta fasilitator streaming lokal yang lain asian. Teknologi sudah membolehkan institusi penataran serta adat buat tingkatkan capaian serta pengaruhnya, semacam pula sudah menolong merevolusi pembelian serta pemeliharaan kesehatan lewat e- commerce serta telemedicine, tiap- tiap.

Simaklah pasar dalam negeri serta global. Banyak museum, semacam Singapura’ s Asian Civilizations Museum, menawarkan rekreasi virtual dari kepemilikan mereka, membolehkan pemirsa buat berlatih lebih banyak mengenai adat serta asal usul Asia. Pembelajaran global pula melingkupi pengembangan empati, kelangsungan benak, serta intelek penuh emosi yang dibutuhkan buat artikel rute adat. Sekali lagi, bermacam badan bisa menolong.

Museum Nasional Asal usul& Adat Afrika Amerika Smithsonian Institution di Washington, DC, menawarkan bermacam perlengkapan digital yang bermanfaat buat menolong memperkaya dialog mengenai suku bangsa. Begitu pula, Equal Justice Initiative, yang berplatform di Alabama, membuat komitmennya buat melawan ketidaksetaraan rasial serta ekonomi lewat ijab internetnya.