Obat Cacing Ternyata Ampuh Dalam Mengatasi Demam


Apakah Anda pernah minum obat cacing, terutama jika Anda menderita demam tifoid (demam tifoid)? Ya, memang banyak yang percaya bahwa kapsul herbal yang dijual bebas ini adalah obat tifus alami. Apa sebenarnya yang ada di dalam kapsul cacing ini? Benarkah meminum kapsul ini bisa menyembuhkan penyakit ini?
Seperti namanya, kapsul cacing adalah obat herbal yang berasal dari ekstrak cacing tanah (Lumbricus rubellus) yang dikemas dalam bentuk kapsul. Di Indonesia, beberapa merek kapsul cacing terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga umumnya aman untuk dikonsumsi.

Benarkah kapsul cacing bisa jadi obat tifus?

Kapsul cacing telah lama dikenal sebagai obat alami demam tifoid. Selain mudah didapat, harganya pun relatif murah dan bisa dibeli tanpa resep dokter. Memang, dalam merek kapsul cacing yang terdaftar di BPOM, ekstrak cacing tanah ini hanya berguna untuk meredakan demam. Namun, tak sedikit orang yang percaya bahwa kapsul cacing juga bisa menyembuhkan tifus.

Demam adalah gejala utama demam tifoid. Demam tifoid bisa mencapai suhu tubuh yang sangat tinggi, yakni 39-40 derajat Celcius. Dalam dunia medis, khasiat kapsul cacing menjadi obat tifus sendiri masih dipertanyakan. Dokter beranggapan bahwa kandungan kapsul cacing belum diketahui secara pasti, sehingga khasiatnya tidak dapat diprediksi.

Karena ketidakpastian isi kapsul cacing, kemungkinan efek sampingnya juga tidak pasti. Oleh karena itu, dokter tidak pernah menganjurkan pemberian kapsul cacing untuk mengatasi masalah medis.

Akibatnya, jumlah bakteri tifoid menurun setelah pemberian ekstrak cacing tanah. Dengan kata lain, ekstrak cacing tanah dapat digunakan sebagai alternatif obat tifoid.

Jenis obat yang diakui oleh dunia medis

Dalam dunia kesehatan, satu-satunya cara untuk mengobati tifus adalah dengan minum antibiotik. Beberapa jenis antibiotik yang biasa digunakan oleh dokter di Indonesia sebagai obat tifus adalah:

  • Kloramfenikol biasanya merupakan jenis obat pertama yang akan diresepkan dokter jika Anda tidak alergi terhadapnya. Kloramfenikol dapat diberikan secara oral (melalui mulut) atau melalui suntikan.
  • Ampisilin/amoksisilin dan kotrimoksazol. Obat tipus ini diresepkan ketika kloramfenikol tidak dapat diberikan karena berbagai alasan.
    sefalosporin generasi ketiga.
  • Meropenem, azitromisin, fluorokuinolon. Obat ini diberikan jika demam tifoid Anda sangat parah sehingga antibiotik di atas tidak dapat menyembuhkan Anda.

Namun, ada kekhawatiran bahwa bakteri tifus akan menjadi resisten terhadap antibiotik. Dengan kata lain, mereka tetap tidak bisa mati jika tubuh Anda mendapat antibiotik ini, sehingga tifus Anda juga tidak membaik.