Lebih Baik Menjadi Ayah Yang Baik Untuk Anak Atau Menjadi Suami Yang Baik?

Ada berbagai keluhan yang datang dari pihak si istri, dimana pasangan mereka atau suami mereka merupakan sangat hebat dalam peran ayah untuk anak-anak mereka. Tapi sangatlah berbeda dengan peran mereka sebagai seorang suami. Dimana mereka sangat payah dengan peran tersebut. Mereka tidak bisa memberikan waktu untuk sang istri. Atau tidak bisa memahami sang istri. Entah dengan alasan sibuk bekerja, atau hal lainnya. Tapi jika dilihat dari sisi sebagai seorang ayah, dia sangat berhasil. Ataupun sebaliknya. 

Lebih Baik Menjadi Ayah Yang Baik Untuk Anak Atau Menjadi Suami Yang Baik?

Ada juga suami yang sangat baik pada istrinya. Dia memberikan waktu dan perhatian super untuk istrinya. Dia romantis, dan pengertian. Tapi kepada anak sendiri, seperti ada batasan. Seperti ada gengsi atau hal yang dijaga. Sehingga hubungan antara ayah dan anak, sangatlah kaku. Ini bisa karena beberapa hal. Ada yang karena memang si ayah yang memiliki karakter yang kaku. Karena di masa lalunya juga, ayahnya memperlakukannya seperti itu. Sehingga dia tidak memiliki contoh atau pedoman dalam bagaimana bersikap antara ayah kepada anak. 

Ada juga yang sengaja menjaga jarak. Agar anak tetap segan kepada ayah mereka. Sehingga saat anak nakal, atau melakukan kesalahan. Karena mereka dimanja atau dekat dengan ibu mereka. Masih ada peran ayah, yang ditakuti, di segan. Sehingga saat di nasehati sang ayah, mereka lebih mendengarkan. Sehingga ada beberapa orang tua laki-laki lebih menyerahkan kepada istri mereka segala persoalan sang anak. Dan biarkan mereka fokus mencari nafkah. Tapi ada juga yang saking sedekatnya dengan anak, malah kehilangan komunikasi dengan sang istri. 

Terlalu memfokuskan semua untuk anak. Menciptakan dan membangun hubungan yang erat dengan anak. Sampai setiap waktu luangnya dia berikan kepada anak. Dan selebihnya untuk bekerja. Sehingga minimnya waktu dalam bertek-tokan dengan istri. Sehingga malah membuat jarak antara suami dan istri. Dan akhirnya membuat sering terjadi miss komunikasi. Dan mulai timbulnya perselisihan dan perdebatan.